Monday, April 8, 2024

Terlalu Sedikit Syukur

 Bismillahirrahmanirrahim 

Assalamualaikum wbt.

In shaa Allah. esok raya. Atau kalau tidak esokpun; lusa. 

Alhamdulillah thumma alhamdulillah, kerana berkesempatan menyempurnakan (hampir; as I am typing atm) Ramadan tahun ini. Semoga disampaikan sekali lagi pada Ramadan akan datang, aamiin. 

One of the biggest value I learned this Ramadan; I think it really is about the value of syukur. Tempoh haripun baru je menaip satu posting panjang tentang syukur. And here I am again, obviously talking about the same topic. 

I did one of the method yang I shared before. I jot down things that I am grateful at, commonly happy and good things that happened for the day. Bila ada masa, I likely go to details and write as much as I could reflect upon. Though as time goes, when I am in a bit rush... aku lebih kepada menulis only especially particular, big, and impactful things happened to me; thus leaving some details out (eg: thanking Allah for my eyesight, for my kudrat etc). Regardless, alhamdulillah and in shaa Allah, jotting it down memang sangat membantu dalam mendidik bukan sahaja rasa syukur bahkan, untuk rasa sabar. From my notes/list alone boleh nampak- banyaknya yang Allah bagi berbanding yang Allah tarik atau tak bagi. Tu tak termasuk details yang tertinggal. yang kadang-kadang tak menyempat nak ditulis. 


فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ١٨

"Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan?"

 

No wonder la ek sampai 31 kali diulang cuplikan ayat al Quran atas tu. Kita orang tanya dua-tiga kali boleh jemu dah. Allah bertanyakan kepada kita sampai berkali ganda, probably to emphasis betapa senangnya kita terlepas pandang nikmat Allah swt ke atas kita di dunia ini. As mentioned in my previous posting Mendidik Syukur. bahawa yang bersyukur ini sedikit berbanding ramai, yang lalu dipanggil sebagai golongan yang sedikit. (Semoga kita semua tergolong dalam golongan yang sedikit; Allahumma aamiin). 

Ada dua keadaan hari ini, yang back to back membawa aku kembali kepada refleksi syukur hari ini. 

Yang pertama video di instagram, slot podcast (agaknya) antara Noreen dan speaker Izzhar Nazri tentang 'kenapa doa tak dimakbulkan'. Dalam banyak-banyak point, satu yang menarik perhatian adalah ayat speaker bahawa "kita sedang hidup dalam doa kita". Bukan pertama kali dengar, sebab pernah diberitahu hal sama oleh pensyarah ketika belajar dulu "we are living in our prayers. Kehidupan hari ini adalah alhasil doa semalam." - and reflecting upon this statement... isn't this the more reason patut bersyukur; or in another way at least untuk tak terlalu fokus pada masalah sehari-sehari. we prayed each day, and the prayers are being granted on every next day; tapi yang lebih selalu dibuat, balik-balik hanya nampak ujian berbanding pemberian. I am saying this to myself for it is common to highlight daily probs than daily delight (lol I made up the term). 

Kalau masih terasa hari ini sebagai satu beban, sedangkan sebenarnya hari ini adalah dari doa kita semalam yang diperkenankan Tuhan, lalu di mana syukurnya? Kita akan sampai ke kesimpulan yang, ohh masih lacking lagi syukur kalau yang lebih terang/jelas di mata adalah ujian dan kepayahan. 

Yang kedua, live di tiktok. as I randomly scrolling my fyp... I paused at this one live streamer kelainan upaya a bedridden spinalcord injured male; Mat Jeni . I clicked and just rasa nak give it a view. Then I decided to give it a listen after I clicked on the profile. (Clicking, macam buat background check gitu. yekeni orang ni macamni sekian-sekian.) so I stayed on Mat Jeni's live. for a really brief few minutes I hear to his insights replying to comments etc. dari komen di live beliau, I was brought to another OKU user profile (Kak Normah) and I somehow got to watch a clip of her reading al Mulk despite her incapability to talk normally, despite the stutter. 

Less than 10 minutes je rasanya overall. I left after I wish him selamat hari raya. and afterwards, apa yang tinggal dengan aku (lepas aku tinggalkan live beliau) adalah rasa terpukul yang teramat sangat. Y Allah, besarnya nikmat ada tulang empat kerat, besarnya nikmat boleh berjalan, besarnya nikmat boleh meliang-liuk tangan dan menari-nari jari menaip ni. I jot down stuffs so I don't overlook expressing my syukur, but still rupanya 'begitu sedikit syukur aku'; that is one thing yang hits me on the spot. Sikit, masih. sebab nikmat yang Allah bagi tu banyak sangat. Nikmat yang Allah bagi kan tak terkira. 

we are so used to "common" "basic" and "bare minimum" "ordinary" terms thingy sampai benda-benda yang dianggap sedemikian tidak membuat kita teruja dengan nikmat Allah swt. Extraordinary sahaja yang extra. one of the viewer at Mat's live commented, "Kuat Mat, Allah sayang." (optimistically I believe as as consolation words gitu) and he responded saying thank you and "Allah sayang kita semua". I was like, YE DOH, IT IS INDEED... bukan Allah cuma sayang yang Allah uji sahaja. that we later use it as part of our figure of speech, Allah sayang semua. dan kita tu, baik normal ke tak ke, susah ke senang ke, semuanya sedang hidup dalam dan atas rahmat kasih sayang Allah swt. Dang! terpukul lah, dan bersyukur untuk rasa tersebut. Semoga istiqamah Jah. 

end of reflection.

p.s. I am still at office right now. sitting at the office sambil mengenang budi baik orang kepada aku, yang telah berlaku di ruang pejabat ini, sepanjang Ramadan kali ini (dan dari sebelum-sebelumnya juga). Tak tertunjuk sebenarnya dan lebih-lebih lagi tak cukup nak membalas hal-hal yang baik yang orang beri pada aku. "Terima kasih kakak-kakak ofis, pegawai-pegawai, team kita... yang banyaknya, tak lokek berkongsi. Ada hari dapat kuih-muih, ada hari dapat pelanggan membeli biskut raya yang kita jual, ada hari orang belanja itu ini, ada hari orang bagi lauk pauk, ada yang bagi kuih raya, pin tudung raya; duit rayapun ada. Alhamdulillah, Terima kasih atas layanan yang timbang rasa, yang menegur, yang ajak borak (sebab kitonyo kan canggung), dan yang mendoakan kebaikan, Selagi teringat, selagi hayat... in shaa Allah, saya selalu doakan semoga kebaikan yang lebih baik dikembalikan kepada akak abang, bos-bos semua." Sedikit sebanyak yang diberi, besar maknanya. Selamat Hari Raya semuanya, 

ok bai.